5/08/2020

Hakikat Puasa Romadhon

Guru jelaskan kepadaku apa hakekatnya Puasa Romadhan ini...? Tanya Santri kepada Gurunya.

Sang Guru menjawab, " Hakekat puasa adalah  menahan hati dari menyembah, memuja, dan memuji selain kepada  Allah. Puasa ini dilakukan dengan menahan mata hati dari memandang selain Allah, baik yang lahir maupun yang batin.

Dalam puasa hakiki, hati dibutakan dari pandangan terhadap selain Allah dan tertuju hanya kepada Allah Swt serta cinta kepada-Nya. 

Allah Swt. menciptakan segala sesuatu untuk insan dan insan diciptakan Allah Swt untuk Diri-Nya sendiri. Insan adalah rahasia Allah Swt dan Allah Swt adalah rahasia bagi insan. Rahasia itu berupa Nur Allah. 

Nur itu adalah titik di tengah hati yang diciptakan dari sesuatu yang unik dan gaib. Hanya Ruh yang tahu semua rahasia itu. Ruh juga menjadi penghubung rahasia antara Khaliq dan Makhluk. Rahasia itu tidak mencintai dan tidak tertarik kepada apa dan siapa saja, kecuali  cinta kepada Allah Swt.

Betapa ia akan mencintai dan terpikat kepada yang lain selain Tuhan? 

Padahal, semua yang selain Allah Swt itu akan binasa, dan bersifat sementara atau tidak kekal. Pantaskah seseorang meletakkan cinta dan rindunya kepada sesuatu yang akan binasa dan tidak kekal?! 

Bukankah cinta itu suci, dan wajarlah bila cinta itu diletakkan ke tempat yang suci seperti itu, dan tidak ada yang suci dan kekal selain kesucian Allah Swt. 

Karena itu, wajar bila manusia yang memahami akan kesucian yang kekal ini memberikan cintanya yang suci hanya kepada Allah Swt. Yang Kekal dan abadi Dzat-Nya. Karena itu, Ruh yang telah mengenal hakikat itu akan memberikan cintanya kepada Dzat Allah, dan tidak ingin lagi berpisah dengan-Nya.

أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ 

“Bahwasanya Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Esa, maka luruskanlah dirimu kepada-Nya!”(QS [41]:6)

Luruskanlah jalan dan pandanganmu hanya kepada-Nya, tidak kepada yang lain selain Dia. Itulah yang diperintahkan Allah Swt kepada manusia. Karena itu pula, tak seorang pun yang patut dipuja dan dipuji, yang patut dicintai dan dirindukan, kecuali Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Tidak ada tujuan akhir yang dituju, kecuali Allah Swt. 

Jika di dalam hati kita ada setitik dzarrah rasa cinta kepada  selain Allah, maka batallah puasa hakiki itu. Jika puasa hakiki batal, kita mengulangi puasa itu, dan menyalakan kembali niat untuk mencintai Allah.

Itulah mengapa kamu kuberi tugas dzikir Lailahaillallah dalam jumlah ribuan kali dalam setiap hari, agar hatimu lebur dalam cinta kepada Allah.

Jika lisan setiap saat dilatih untuk berdzikir, jati juga berdzikir, maka kamu akan melupakan dirimu sendiri, egomu hancur dan rontok. Cintamu kepada Allah membakar dosa-dosamu. Sehingga Yang ada hanyalah Allah, lainnya tidak ada. Itulah yang dijelaskan oleh Nabi Saw dalam.Hadits Qudsi, Allah berfirman, "Puasa itu adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya."

" Wah ternyata selama hidup saya ini belum melakukan  puasa yang sebenarnya, selama ini hanya puasa dari makanan dan minuman saja. Belum sampai ke hakekat Puasa." Ujar Santri tersebut sambil menyesali dirinya.

0 Comments:

Post a Comment