6/19/2021

Antara Langit dan Bumi

Seseorang yang sering riyadoh atau laku ruhani, maka ketika dzikir atau meditasi akan sering mengalami Mi'roj  Ruhani. Sukmanya akan naik ke langit ruhani sehingga  bisa bertemu dengan para Penduduk Langit  dari berbagai agama dan aliran kepercayaan dan keyakinan.

Di Langit Ruhani mereka para Penduduk Langit bisa kompak rukun dan damai, tidak saling berdebat dan merasa yang paling benar. Karena mereka sudah bisa melepas ikatan kulit dan jasad, sehingga kesadaran mereka masuk ke dalam dimensi Ruh inilah kawasan manusia yang sudah tercerahkan.

Hal ini juga dikisahkan dalam riwayat ketika Nabi Muhammad Isra' Mi'roj, " Beliau kemudian masuk ke dalam masjid bersama Jibril dan shalat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia. Ternyata mereka adalah para nabi yang diutus oleh Allah Swt. Kemudian dikumandangkan azan dan iqamah, lalu mereka berdiri bershaf menunggu siapakah yang akan mengimami mereka. Jibril kemudian memegang tangan Rasulullah dan meminta beliau untuk maju. Kemudian mereka semua shalat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah imam (pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin. "

Ternyata para Nabi dan Rasul yang jumlahnya ribuan bisa akur dan kompak sholat atau beribadah bersama di langit Ruhani yaitu di Masjidil Aqsho. Kurang lebih ada 125 ribu Nabi dan Rasul ikut sholat berjamaah. Beda dengan perilaku pengikutnya di Bumi.

Para penduduk langit tidak pernah membedakan dan memperdebatkan keyakinan agama mereka masing-masing. Karena agama itu adalah sebagai sarana Kendaraan  untuk menuju Tuhan, sebagai sarana agar kita bisa pulang kembali ke asal-Nya (Sangkan Paraning Dumadi).

Penduduk langit itu selalu sibuk mencari kesalahan dan kekurangan dirinya sendiri, dan melatih jiwanya agar tidak terkotori oleh sifat tercela dan selalu riyadoh atau tirakat dengan pedoman agama yang diyakininya sehingga kualitas ruhaninya semakin meningkat.

Berbeda dengan penduduk bumi justru mereka suka membanding-bandingkan dan mengklaim agama dan keyakinannya yang paling benar. Bahkan mereka sering melihat kesalahannya orang lain ketimbang melihat kesalahannya sendiri.

Para penduduk bumi sibuk berdebat dan mengklaim bahwa agamanya dan keyakinanlah yang paling benar dan yang paling berhak masuk Surga. Tujuan mereka bukan kembali ke Asal-Nya, maka jangan heran jika sibuk mengkapling Surga.

Sebagian dari penduduk bumi hanya sibuk menghakimi sesamanya dan hanya  berputar di bumi saja serta tidak bisa naik ke langit ruhani. Karena mereka terjebak dalam kulit  dan bukan ke inti agama yang dianutnya.

Yang paling unik adalah satu agama karena berbeda aliran lalu disessatkan dan dikafirkan.

Memang benar cara berfikir dan pandangan Penduduk Langit dengan  Penduduk Bumi Baina Sama' Wa Sumur ( antara langit dan sumur).

Semoga Jiwa Kita Semakin Bercahaya.

6/15/2021

Singgasana Tuhan

 

Banyak orang yang mencari Allah, ada yang pergi mendatangi makam-makam keramat, selama berhari-hari yang ditemukannya ternyata hanya nisan dan kuburan.

Ada orang yang mendatangi tempat-tempat yang angker dan dikeramatkan untuk mencari Tuhan, ternyata bukannya ketemu dengan Tuhan justru ketemu dengan hantu.

Lain lagi ada orang yang mendatangi gua dan menyendiri di dalamnya, setelah beberapa bulan hanya kesunyian dan kesepian yang didapatkannya.

Sebagian orang mencari Tuhan di dalam Masjid, tetapi mereka tidak ketemu Tuhan, karena mereka  hanya ruku' - sujud  (olah raga) belum mengerti siapa yang disembah-Nya.

Sebagian orang menganggap bahwa Allah itu  di dalam Ka’bah, jutaan orang telah pergi Haji dan Umrah ke sana, mereka memutari Ka’bah akan tetapi mereka tidak menemukan keberadaan Tuhan, karena kebanyakan mereka justru menjadi Turis.

Ada lagi yang menyatakan bahwa Allah bersemayam di Arsy-Nya yaitu berada di langit ketujuh di atas sana. Jika memang demikian maka orang-orang yang mencapai makrifat adalah Rusia dan Amerika dan negara maju lainnya, karena mereka berulang kali sudah mencapi bulan.

Lalu dimanakah kita mencari Allah....?

Allah sendiri sudah menjawabnya dalam al-Qur’an:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S. Al-Baqarah (2)  : 186)

Di ayat yang lain Allah berfirman :

"dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qoff : 16 )

Jika alam semesta itu disebut alam kabir yaitu alam besar jagat raya, maka manusia itu adalah alam shogir, yaitu alam kecil, sebagai miniaturnya alam besar. Semua yang ada di alam kabir, maka akan berada di alam shogir.

Untuk itu jika mencari Allah, carilah di dalam diri kita masing-masing.

Allah menjelaskan dalam Al – Qur’an :

 "Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya."

(QS. Az-Zariat ; 21)

Imam Ja’far Shodiq  berkata: “Sesungguhnya hati seorang mukmin adalah ‘Arsy Allah.”

Juga dalam penjelasan  yang lain disebutkan, “Langit dan bumi tidak mampu memuat-Ku, akan tetapi Aku termuat dalam diri hamba-Ku yang mukmin.” [Biharul Anwar, jilid 58, hal. 39.]

Hadits Qudsy: “Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali “Hati” hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang“

(HR. Abu Dawud ).

Jika kita sudah memahami dan mengetahui  bahwa Singgasana Tuhan berada di dalam diri kita yaitu di Hati Nurani. Maka kemanapun tempat baik di gunung, hutan, tempat angker, kuburan, masjid, Ka'bah selalu menghadap kepada Allah.

" Dan milik Allah Timur dan Barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah " Wajah Allah". Sungguh, Allah Maha Luas Maha Mengetahui."

( Qs. Al- Baqoroh : 115 )